Anak baik

Orang tua baik sama anak? Wajar

Tapi, ada yang saat ini termasuk jarang dikatakan wajar yakni jika ada anak muda yang mau baik sama orang tuanya.

Baik kek gimana? Ngurus orang tuanya yang sudah renta, masak untuk kedua orang tuanya, nyuapin makan, mandiin, pokonya berbakti paket komplit.

Jarang.

Barusan saja aku melihat video tentang nenek nenek yang terpaksa tinggal di panti karena anaknya ninggalin beliau di pinggir jalan,

Pas neneknya nanya,

“kalo ga ada yang mau ngambil aku gimana?”

Anaknya jawab,

“ya terserah.”

Terus neneknya nanya lagi,

“lho, kalo emak jadi pengemis gimana?”

“Ya terserah.”

Jawaban yang sama, membuat hati nenek terluka bukan main, pasti.

Entah apa yang ada di pikiran anak beliau saat itu, tapi yang pasti aku berdoa kepada sang Rabbi agar jangan sampai pikiran seperti itu melesat di dalam pikiran ku yang dangkal ini.

Tapi memang kriteria berbakti ini harus ditanamkan ke alam bawah sadar kita, karena memang seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya, kan Allah sendiri yang bilang dalam banyak surat semisal annisa, al isra, juga salah satunya surat Luqman 14;

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]

Jadi kalo udah main sama ayat alquran, udah mah. Pokonya manut aja.

Aku sendiri kadang lupa kalo memang aku sebagai seorang anak harus berbakti, hal itu aku sadari pas aku ga nangkep esensi berbakti yang ingin dilakukan oleh salah seorang temanku.

Posisinya begini, salah satu orang tua temanku dapat dikatakan sudah uzur, dan salah satu keinginan orang tuanya adalah menikahkan putra bungsunya, temanku. Mungkin kalo permintaan itu dituankan kepada anak yang tidak sholeh sholeh banget, kemungkinan dia pasti nolak, karena masih pengen kerja, masih pengen jalan jalan kesana kemari dan mungkin ga bakal mau ngurusin orang tuanya. Ah iya, temanku ini masih kuliah.

Tapi, karena temanku ini anak baik baik, dan shalehnya luar biasa, jadilah dia mencari cewek untuk dia nikahi. Ketemu satu dari sekian banyak, ternyata cewek ini menolak, dengan alasan klasik, belum siap nikah. Aku yang denger cerita temenku yang pengen cepet nikah karena orang tuanya, pun ikutan cerita dengan guru ngajiku. Karena, aku sendiri, sebelum disadarkan dengan guru ngaji, sempat berpikir yang jahat sekali tentang fenomena ini. Sampai  – sampai aku ndak tega mau nulis isi pikiranku di tulisan ini.

Setelah bercerita, guru ngajiku tersenyum, dan berkomentar,

“kalau uni lihat, temanmu itu hanya ingin berbakti kepada kedua orangtuanya”

Tersentak, terhenyak, terdiam.

Benar juga, ternyata temanku yang satu itu hanya ingin menjadi anak berbakti, hanya ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Ndak lebih. Ah, sayang sekali kamu mbak, melewati seorang imam yang baik kepada orang tuanya sebesar ini. Eh tapi, ga bisa nyalahin si mbaknya sih, semua orang kan sudah punya alasan masing masing. Satu hal yang pasti, yang bisa aku ambil dari kejadian ini adalah, kebaikan seorang anak kepada orang tuanya itu ndak akan mudah dirasakan oleh anak lain yang belum mengerti konsep kebaikan kepada orang tuanya.

Eh gimana sih.

Maksudnya, tindakan berbakti kepada kedua orang tua itu terkadang ga akan bisa dilihat oleh anak yang belum memiliki ilmu atau pemahaman akan kata berbakti itu sendiri. Jadi ya, kuatin iman, pelajari ilmu tentang berbakti dan.. jangan lupa doain orang tua terus menerus.

juga.. makasih udah mau baca sampe sini!

Leave a comment